Kebudayaan dan Migrasi
Posted by
Migrasi penduduk yang meliputi sebab dan
akibat
Semakin
berkembangnya jaman, pertumbuhan penduduk disuatu daerah semakin meningkat.
Pertumbuhan penduduk ini menyebabkan banyak masalah, dan salah satunya adalah
masalah ekonomi yang menyebabkan seseorang ingin memperbaiki kehidupannya.
Sehingga banyak penduduk disuatu desa ingin pergi ke kota untuk memastikan
hidupnya yang lebih baik. Hal seperti itulah yang disebut migrasi penduduk. Arti
migrasi itu sendiri adalah perpindahan
penduduk dari suatu daerah ke daerah lain untuk bertempat tinggal menetap
ataupun sementara.
Migrasi
permanen
Migrasi permanen merupakan perpindahan
penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk menetap di tempat
yang baru. Migrasi permanen dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu;
ü Migrasi Nasional;
perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain tetepi masih dalam satu
wilayah Negara. Migrasi nasional dibedakan menjadi 3, yaitu;
§ Transmigrasi,
perpindahan penduduk dari daerah yang berpenduduk padat ke daerah yang
berpenduduk tidak padat.
§ Urbanisasi,
perpindahan penduduk dari desa ke kota.
§ Ruralisasi,
perpindahan penduduk dari kota ke desa.
ü Migrasi Internasional;
perpindahan penduduk dari suatu Negara ke Negara lain untuk menetap. Migrasi
Internasional dibedakan menjadi 3, yaitu;
§ Imigrasi,
perpindahan penduduk masuk kesuatu Negara untuk menetap.
§ Emigrasi,
perpindaha penduduk yang keluar dari Negara lain untuk menetap.
§ Remigrasi,
perpindahan penduduk kembali ke Negara asal setelah pindah dari Negara lain.
Migrasi
Nonpermanen
Migrasi
Nonpermanen merupakan bentuk perpindahan
penduduk antar tempat tanpa adanya tujuan untuk menetap.
Beberapa sebab orang melakukan
migrasi, yaitu;
o
Tekanan ekonomi: karena manusia tidak
pernah merasa puas, mereka ingin memperbaiki kehidupannya dengan mencari
pekerjaan di perkotaan.
o
Pendidikan: banyak mahasiswa yang
menuntut ilmu di luar kota dengan tujuan memperoleh pendidikan yang lebih baik
lagi.
o
Bencana alam: orang melakukan migrasi
karena rumah yang mereka tempati mengalami bencana alam.
o
Gangguan keamanan: bisa karena perang,
serangan teroris, konflik yang terjadi di sekitar mereka.
o
Pernikahan: wanita/laki-laki yang ia
nikahi berbeda daerah.
Adapun akibat dari migrasi
penduduk, yaitu;
o
Semakin banyak orang berimigrasi, dapat
menimbulkan pertikaian dalam suatu wilayah yang didiaminya. Hal ini terjadi
karena pola pikir yang berbeda, berbedaan budaya, tutur kata dan adat istiadat
yang berbeda pula.
o
Kesehatan pun menjadi mahal harganya,
karena makin banyaknya migrasi yang memiliki kendaraan dan barang elektronik,
mengakibatkan polusi dan radiasi dari barang-barang yang mereka gunakan
tersebut.
o
Lahan pekerjaan semakin menyempit,
karena orang yang bermigrasi memiliki tujuan utama untuk mencari pekerjaan.
Sehingga semakin banyak penduduk yang mendiami tempat yang sama, semakin
sedikit pula lapangan pekerjaan yang diinginkan.
o
Dan yang terakhir, cepetnya terjadi
bencana alam. Karena lahan sebagai sumber penghijauan telah beralih sebagai
pemukiman penduduk yang melakukan migrasi.
Semua ini dapat diatasi
apabila masyarakat dan pemerintah mau bekerja sama dengan memberlakukan program
keluarga berencana (KB) dan tidak memiliki anak banyak, menunda usia nikah pada
kalangan muda, dan pemikiran-pemikiran yang positif disetiap kalangan. Semua
ini akan dapat mengurangi ledakan penduduk disuatu tempat.
Sumber :
http://fajarrahmadani.blogspot.com/2011/12/bab-28-akibat-migrasi-dan-tiga-
jenis.html?m=1
http://blog.suherman.com/2012/01/faktor-faktor-pertumbuhan-penduduk.html?m=1
Pelihara dan Jagalah Kebudayaanku
“Reog Ponorogo”
Membicarakan soal
budaya di Negara kita yaitu Indonesia, tidak akan ada habisnya. Beragam kebudayaan
yang ada disetiap daerah. Dan kebudayaan itu beragam macamnya mulai dari
pakaian adat, rumah adat, alat musik, lagu daerah, tarian daerah, dan lainnya. Inilah yang seharusnya
kita banggakan dan harus dilestarikan terutama pada generasi muda seperti kita
ini. Jangan sampai terulang kembali ketika budaya Indonesia diklaim terhadap
Negara tetangga yaitu Malaysia.
Dari media masa saja
kita tahu kebudayaan dari Indonesia yang pernah diklaim, yaitu Tari Tor-Tor dan
Gordang Sambalan dari Sumatera Utara, Tari Kuda Lumping dan Tari Reog Ponorogo
dari Jawa Timur, Tari Pendet dari Bali, lagu Rasa Sayange dari Maluku, makanan
khas, dan masih banyak lagi. Ini karena kurang kepedulian kita terhadap
kebudayaan bangsa, sehingga mereka tidak sadar bahwa Negara lain ingin mengakui
beberapa kebudayaan yang bangsa kita miliki. Maka dari itu, sebagai anak bangsa
kita wajib melestarikan dan menjaganya dengan baik.
Disini saya akan
menjelaskan sedikit pengetahuan mengenai Tari Reog Ponorogo yang berasal dari
Jawa Timur, yaitu daerah tempat saya dilahirkan.
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur. Dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Reog sendiri adalah salah satu budaya yang masih sangat kental denan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatilan yang kuat.
reog ponorogo |
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur. Dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Reog sendiri adalah salah satu budaya yang masih sangat kental denan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatilan yang kuat.
reog ponorogo |
Mengenai sejarah Reog
itu sendiri ada lima versi cerita popular yang berkembang dimasyarakat tentang
asal usul Reog. Namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita
tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, yang saat itu pesan politisnya disampaikan
melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan “sindiran” kepada Raja Kertabhumi
dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan
masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
Dalam pertunjukan Reog,
ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai “Singa Barong”,
raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabhumi, dan diatasnya ditancapkan
bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa. Jatilan yang diperankan oleh
kelompok penari gemblang yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan
Kerajaan Majapahit. Yang berada dibalik topeng merak menjadi simbol untuk Ki
Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih
dari 50 kg yang hanya menggunakan giginya.
Tapi masih ada beberapa
versi yang menceritakan realita kebudayaan Reog ini. Hingga kini masyarakat
Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai
warisan budaya yang sangat kaya. Yang dilakukan dengan cipta kreasi manusia
yang terbentuk aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun. Upacaranya pun
menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya
tanpa adanya garis keturunan yang jelas.
Reog modern biasanya
dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan, dan
hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2
sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria
gagah berani dengan pakaian seRba hitam, dengan muka dipolesi warna merah. Para
penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian
yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada tari tradisional, penari
ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian
ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan, yang harus dibedakan dengan seni
tari lain yaitu tari kuda lumping.
Setelah tarian pembuka
selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana
seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan, maka yang
ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya
cerita pendekar.
Adegan terakhir adalah
singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan
mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini biasanya mencapai
50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan
untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga
dipercaya diperoleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.
( http://id.m.wikipedia.org/wiki/Reog_(Ponorogo)#section_5
)
Ya, sudah kita ketahui
sedikit cerita sejarah mengenai Reog Ponorogo ini. Dan sebenarnya budaya dan
kesenian di Indonesia ini cukup unik dan mengesankan untuk dipelajari dan
dilestarikan. Saya sadar, kalau saya kurang berwawasan luas. Tapi apa salahnya
kalau kita mencoba memulai dari hal yang kecil untuk mempelajari dan mengetahui
kebudayaan di Indonesia ini agar tidak ada klaim dari Negara lain. Membawa
kebudayaan dan kesenian hingga mancanegara.
Pasti yang bangga bukan kita saja, semua orang di dunia akan senang dan
puas melihat pertunjukan kebudayaan Indonesia yang kita perkenalkan kepada
mereka, sehingga mereka tertarik untuk mengunjungi Indonesia dan mempelajarinya
pula. Kita sebagai anak bangsa patutnya menjunjung tinggi kebudayaan di Negara
kita ini yaitu Indonesia.
Sekian penulisan saya,
sekiranya mohon maaf dan terimakasih ^_^
0 komentar:
Posting Komentar